5 Strategi Militer Perang Yang Mematikan
Perang Dunia 2 merupakan perang yang unik. Masing-masing negara mempunyai strategi mereka masing-masing untuk memenangkan peperangan. Baik di darat, laut, maupun udara para jendral, marsekal dan lakasamana saling bersaing untuk menggungguli lawan-lawannya. Berikut adalah sekilas tentang beberapa strategi militer Perang Dunia ke 2, baik yang umum diketahui maupun yang jarang disebut-sebut dalam buku sejarah:
Blitzkrieg barangkali adalah strategi
perang dunia yang paling banyak dibicarakan dan ditulis dalam buku-buku
sejarah. Blitzkrieg adalah sebuah metode perang kilat dengan menggunakan
pasukan bermotor (Panzer, Infantri mekanik, dan kavaleri) sebagai
tulang punggung sebuah serangan. Di samping itu, koordinasi juga
dilakukan dengan pasukan udara sehingga sebuah pukulan serangan dapat
dilakukan dengan begitu efektif dan mematikan.Blitzkrieg dibangun dari keterbatasan jerman dalam mempersenjatai diri yang waktu masih terikat dengan beberapa perjanjian.
Ide Blitzkrieg sebenarnya sangatlah
sederhana. Mencari titik lemah musuh, dan jika sudah ketemu maka di
tempat itulah sebuah serangan besar-besaran dengan kecepatan tinggi
dilakukan. Jika sebuah garis pertahanan sudah mampu ditembus, maka
pasukan bermotor itu akan mampu mengurung lawan dari belakang garis
pertahanan sehingga membuat pasukan musuh tidak mempunyai pilihan lain
selain menyerah.
Nama Guderian seringkali disebut-sebut
sebagai orang yang bertanggung jawab dalam membentuk strategi ini. Namun
ia tidak sendiri, seorang jenius lain bernama Erich Von Manstein bahkan
mempunyai andil yang lebih besar lagi. Dua orang Jendral Jerman itulah
yang mencetuskan (tentu saja dengan restu Jendral-Jendral lain seperti
Von Bloomberg, Rundstedt, ataupun Von Leeb) ide kombinasi perang mekanik
yang belum pernah ada sebelumnya.
Konvoi panzer jerman |
Blitzkrieg mempunyai banyak sekali
keunggulan dimana salah satunya adalah efektivitas serangan yang membuat
tenaga manusia tidak terhambur sia-sia. Namun, strategi ini sangat
mengandalkan unsur suprise atau dadakan. Ketika informasi, meskipun
hanya sedikit saja bocor ke pihak lawan, maka Blitzkrieg akan menjadi
sebuah serangan bunuh diri, seperti yang terjadi pada pertempuran Kursk
tahun 1943.
Dalam peperangan mekanis modern,
prinsip-prinsip strategi Blitzkrieg masih dijalankan. Beberapa
pertempuran seperti Operasi Desert Storm sangat kental akan unsur
penggunaan strategi Blitzkrieg dan barangkali pertempuran-pertempuran
modern di masa mendatang. Tank masih dan kemungkinan akan terus menjadi
tulang punggung pasukan ke depan. Tentu saja, tank sendiri tidak bisa
memenangkan perang, ia harus dikombinasikan dengan infantri, bahkan jika
perlu kekuatan udara.
Tentara Uni Soviet Menyerbu |
Pernah melihat film Enemy at The Gates?
Sebuah gambaran Tentang Pertempuran Stalingrad, pertempuran terbesar
sepanjang sejarah dimana tiga ratus prajurit Jerman dan sekitar dua juta
pasukan Soviet tewas ‘hanya’ di satu kota. Di sana, Soviet merekrut
para pemuda bahkan hingga pedalaman Pegunungan Ural. Pemuda-pemuda ini
diterjunkan ke peperangan dengan pelatihan yang sangat minim, peralatan
mereka jauh lebih minim lagi. Di film digambarkan bagaimana dua orang
prajurit hanya diberi sepucuk senapan, ketika seorang yang membawa
senapan tewas tertembak, diharapkan orang yang ada di belakangnya akan
mengambil senapan dan menembak lawan.
Mengepung pangkalan jerman |
Beruntung bagi Soviet, musim dingin tahun
1941 benar-benar membuat kekuatan Jerman kacau. Pasukan Blitzkrieg yang
datang ke Rusia tanpa persiapan musim dingin yang memadahi harus
bersusah payah menghadapi ‘General Winter’ yang mencekam. Tidak ada yang
tahu jumlah pasti korban pasukan Jerman akibat musim dingin yang ganas
itu, namun sepanjang akhir tahun 1941 hingga awal 1942 (yang nyaris
hampir tidak ada pertempuran frontal besar-besaran), sekitar enam ratus
ribu pasukan Jerman tewas atau luka-luka. Jumlah yang hampir seperlima
dari seluruh angkatan perang Jerman yang diterjunkan ke Russia.
3.Fire Power Focus (Inggris)
Orang Inggris terkenal kolot, kaku, dan
berhati-hati. Sifat mereka ini begitu kentara ketika perang sedang
berkecamuk. Jendral Montgomery ketika melawan Rommel di Afrika Utara
memilih untuk menahan serangan, bahkan mundur jika perlu, sekedar untuk
menanti peralatan perang mereka lebih dari cukup untuk memukul mundur
lawan. Ketika ia telah mempunyai lebih dari 600 pucuk meriam artileri
dan sekitar 500 tank, Jendral yang terkenal menjadi singa padang pasir
itu barulah melakukan pergerakan.
Montgomery memilih untuk maju setindak
demi setindak dalam menghadapi Jerman. Mereka berfikir bahwa lebih baik
mengorbankan logistik daripada menghamburkan sumber daya manusia. Dan
memang, jika dibandingkan dengan negara lain yang terlibat aktif Perang
Dunia 2, Inggris adalah negara yang paling sedikit korbannya.
Montgomery berpikir nyaris seperti para
Jendral Perang Dunia I. Ia membombardir terlebih dahulu garis pertahanan
Jerman sebelum serangan dilakukan, kemudin melakukan serangan secara
frontal dengan menggunakan tank dan infantri yang berkedudukan saling
support. Cara seperti ini memang mahal dalam biaya, namun hal itu sangat
efektif untuk meminimalisir korban.
4.Carpet Bombing (USA)
Amerika, di dalam Perang Dunia ke 2
adalah negara yang paling mempunyai sumber daya baik manusia maupun alam
yang paling melimpah. Amerika juga terkenal dengan sikap orang-orangnya
yang tidak sabaran, selalu ingin cepat mendapatkan hasil meskipun
dilakukan dengan sedikit boros dan ceroboh. Sifat-sifat itulah yang
barangkali juga mewarnai sepak terjang negara ini sewaktu perang. Jika
ada hasil yang mampu dicapai dengan cepat, sumber daya alam yang
terbuang tidak menjadi masalah.
Selama Perang Dunia 2, Amerika
memproduksi pesawat pembom jarak jauh dalam jumlah luar biasa banyak.
Pesawat Pembom B25 misalnya dibuat dalam jumlah 9000 buah, belum lagi
varian B17 yang dibuat dalam jumlah 12000 buah. Pesawat-pesawat itulah
yang di kemudian hari sangat menentukan jalannya pertempuran di Eropa.
Carpet Bombing adalah metode pemboman
secara masif dan besar-besaran pada suatu target. Satu serangan dapat
melibatkan 100-300 pembom sekaligus, atau lebih. Bom yang turun dari
pesawat-pesawat itu meluluh lantakan tanak sehingga hampir tidak dapat
lagi dikenali keasliannya. Seakan-akan sebuah karpet diturunkan dari
langit, menutupi tanah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan.
Strategi Carpet Bombing ini sebenarnya
kejam, namun tidak dipungkiri bahwa strategi inilah yang telah
mempercepat jalannya Perang Dunia ke 2 dalam hitungan tahun. Di samping
itu, korban jatuh (dari pihak kawan) dapat diminimalisir sekecil
mungkin. Jumlah korban pemboman ini walaupun sebenarnya dapat diakses
oleh publik, akan tetapi tidak pernah naik ke permukaan. Jerman dan
Jepang adalah dua negara yang paling menderita hasil dari Carpet
Bombing, jumlah korban di kedua negara ini mencapai angkat jutaan orang.
Dan tidak pernah ada yang mau mengusut kematian para korban ini.
5.Kamikaze (Jepang)
Jepang merupakan negara yang unik,
tradisi mereka akan kemiliteran sudah ada sejak jaman samurai dan terus
diwariskan bahkan hingga Perang Dunia ke 2. Jepang memang mempunyai
tradisi kuat tentang harga diri, mereka lebih baik mati daripada harus
men
anggung malu suatu kekalahan. Tradisi yang terlihat kuno ini masih saja dipraktekan sepanjang perang dunia ke 2. Beberapa garnisium yang terjebak di pulau-pulau pasifik memilih untuk melakukan Harakiri atau bunuh diri secara masal. Namun, tidak ada yang lebih destruktif dari serangan Kamikaze. Serangan dengan menabrakan pesawat ke kapal-kapal lawan.
anggung malu suatu kekalahan. Tradisi yang terlihat kuno ini masih saja dipraktekan sepanjang perang dunia ke 2. Beberapa garnisium yang terjebak di pulau-pulau pasifik memilih untuk melakukan Harakiri atau bunuh diri secara masal. Namun, tidak ada yang lebih destruktif dari serangan Kamikaze. Serangan dengan menabrakan pesawat ke kapal-kapal lawan.
Kamikaze atau Kami-Kaze atau Gami-Kaze
mempunyai arti Angin Dewa. Idenya sederhana, meletakan cukup peledak di
dalam sebuah pesawat dan kemudian menyuruh seorang pilot untuk
menabrakannya ke badan kapal lawan. Mirip seperti rudal yang ada
sekarang ini. Hanya saja pada waktu itu rudal roket belum atau tidak
banyak digunakan, hanya Jerman saja yang mempunyai teknologi untuk itu.
Foto pilot jepang sebelum melakukan kamikaze |
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment