Hewan-Hewan Unik Yang Telah Punah
Semakin bertambah tahun pertumbuhan teknologi dunia semakin maju baik dari segi industri,militer dll.Semakin majunya dunia ini memiliki sisi negatif terutama pada keseimbangan alam dan mahluk hidup yg ada bumi termasuk hewan.Banyak hewan yang mati atau diburu oleh manusia yang mengakibatkan mereka punah,berikut ini hewan-hewan unik yang punah :
1. Baiji
Baiji (lumba-lumba sungai yangtze) |
Sungai Yangtze yang agung. Sebuah wilayah perairan terluas dan terbesar di China merupakan habitat paling sempurna bagi lumba-lumba putih yang telah mendiami perairan ini selama 20 juta tahun.
Namun
belakangan ini, perkembangan teknologi yang pesat di daerah ini telah
membawa dampak yang terlalu berat bagi mamalia ini. Lumba-lumba putih
China, yang juga disebut "Dewi Sungai Yangtze" dalam legenda China kuno,
telah hidup berdampingan dengan manusia selama ribuan tahun.
Namun
hubungan indah ini harus berakhir dengan tiba-tiba karena reformasi
ekonomi yang membawa teknologi produksi baru serta polusi besar-besaran
di Sungai Yangtze telah menyapu habis spesies unik ini.Kini
lumba-lumba putih Lipotes Vexillifer (dikenal dengan sebutan Baiji di
China), hanya dapat dilihat dalam gambar. Sejumlah kecil kerangka hewan
ini masih tersisa namun kini hanya tinggal dalam puisi. Dengan berat
sekitar 220 pon dan panjang mencapai 8 kaki, makhluk kharismatik ini
berenang mengitari sungai yang panjangnya 3.900 mil sambil mengeluarkan
suara decit yang unik.
Meski
indera penglihatan mereka tidak sempurna, namun lumba-lumba putih ini
memiliki fenomena sensor jarak jauh yang memungkinkan mereka menemukan
makanan dan secara efektif menyesuaikan pergolakan air di Sungai
Yangtze. Di samping itu, hewan ini juga mengembangkan sebuah sistem
sosial yang kompleks seperti setiap lumba-lumba memiliki bunyi khas
tersendiri yang mampu berperan sebagai pengenal nama masing-masing.
Lumba-lumba air tawar Baiji |
Diduga
bahwa suara bising yang ditimbulkan oleh kapal motor yang melintas
menyebabkan kepanikan di antara spesies-spesies, membuat beberapa di
antara mereka terisolasi dari kelompoknya. Metode penangkapan ikan
dengan menggunakan jaring listrik atau kail tajam termasuk juga yang
mengancam kehidupan spesies-spesies yang tinggal dalam sungai ini.
Menurut
catatan kuno dari Dinasti Han (202 tahun sebelum masehi - 220 tahun
sesudah masehi), populasi lumba-lumba putih di kala itu sangat
berlimpah. Berabad-abad kemudian, pada 1979, hewan ini ditempatkan pada
daftar spesies yang terancam punah.
Pada
1990, populasi hewan ini telah menyusut hingga tersisa 200 ekor.
Seiring dengan pembangunan "Bendungan Tiga Ngarai" pada 1994 serta
peningkatan polusi yang pesat di Sungai Yangtze, populasi lumba-lumba
putih yang hanya 200 ekor ini pun menurun drastis dari waktu ke waktu.
Pada
1998, lumba-lumba putih China diperkirakan hanya tersisa 7 ekor. Ketika
pengairan "Bendungan Tiga Ngarai" mulai dioperasikan pada 2003,
lumba-lumba putih ini sudah tidak terlihat lagi. Sejumlah penampakan
langka dari lumba-lumba ini pun masih dipertanyakan kebenarannya.
Pada
November 2007, diadakan sebuah ekspedisi untuk mencari lumba-lumba
putih China yang masih hidup, hasilnya pun sangat menyedihkan. Selama
tujuh bulan keberadaan lumba-lumba putih Sungai Yangtze ini dilacak
dengan peralatan canggih, termasuk kamera dan mikrofon bawah laut, namun
suara-suara ceria dari lumba-lumba ini tidak pernah terdengar,
lumba-lumba putih telah meninggalkan dunia selamanya.
Kisah
tragis dari lumba-lumba putih ini meninggalkan pelajaran yang mendalam
bagi umat manusia. Tapi apakah ada yang peduli? Sungai Yangtze kini
menjadi saksi bisu dari penderitaan salah satu spesies lainnya, Ikan
Spatula. Seperti lumba-lumba putih China, Ikan Spatula juga hidup di
perairan Yangtze selama jutaan tahun.
Meskipun
demikian, para pengamat lingkungan hidup masih merasa minimnya tindakan
pelestarian atas spesies tersebut. Banyak yang mengkhawatirkan spesies
Ikan Spatula, beserta sejumlah spesies lainnya yang hidup di Sungai
Yangtze, akan segera menemui nasib yang sama seperti lumba-lumba putih
China2.Great Aux
Great Aux atau disebut juga Penguin merupakan burung yang endemik di wilayah Inggris, tapi dinyatakan punah pada 1884 akibat diburu oleh manusia. Uniknya, usai punahnya burung ini, ditemukan burung yang punya ciri-ciri sama oleh para penjelajah di Kutub Selatan (namun berkerabat jauh).
ilustrasi |
Burung Auk adalah satu-satunya spesies di genus Pinguinus, burung auk raksasa .Lebar sekitar 75 sentimeter dan tingginya 30-34 inci dan berat sekitar 5 kg, Burung Auk emiliki bulu hitam yang mengkilap dan pada zaman dulu, Burung Auk banyak ditemukan di pulau tidak jauh dari Kanada timur, Greenland, Eslandia, Norwegia, Irlandia dan Inggris Raya, tetapi akhirnya diburu dan punah. Konon kabarnya burung Aux sampai sekarang masih hidup dan sesekali menampakan diri….
3. Quagga
Ilustrasi Quagga |
The Quagga adalah varietas unik dari Zebra, ditandai dengan garis-garis yang hanya terdapat di bagian depan tubuhnya, dengan warna belang rambutnya yang bertransisi menuju cokelat muda atau cokelat di sepanjang belakang dan perut, hingga menjadi putih di sepanjang kaki. Gambar ini merupakan satu-satunya Quagga yang pernah difoto hidup, diambil di Kebun Binatang London pada tahun 1870
.
Foto quagga terakhir di Belanda |
Kulit uniknya membuat Quagga target pemburu, dan Quagga liar terakhir mungkin dibunuh pada akhir 1870. Spesies ini punah pada 12 Agustus 1883, ketika spesimen terakhir meninggal di sebuah kebun binatang di Amsterdam, Belanda.
4. Irish Deer
The Irish Deer atau Rusa Irlandia, adalah rusa terbesar yang pernah hidup. Rusa ini jika diukur dari kaki sampai bahunya mencapai 2.1 meter dan dengan tanduk seberat 45, menurut para ilmuan, penyebab utama dari kepunahan hewan ini adalah tanduknya yang besar, sehingga mempersulitnya untuk bergerak dan bersembunyi, sekaligus menjadi hewan favorit pemburu.penyebab kepunahan mereka masih karena perburuan yang sangat masiv dikarenakan tanduknya yang begitu bagus dan menarik para pemburu.Rusa besar ini pun sangat kesusahan dalam bergerak dikarenakan begitu besarnya tanduk mereka,maka dari itu mereka sangat sulit bersembunyi dari pemburu yang mengakibatkan mereka punah
5. Steller’s Sea Cow: the defenseless beast (extinct since 1768)
Sapi laut Steller (Hydrodamalis gigas) adalah mamalia sirenia besar yang telah punah dan sebelumnya dapat ditemukan di pantai laut bering di Asia. Sapi laut Steller ditemukan di kepulauan Komander tahun 1741 oleh penyelidik alam George Steller.
Populasi sapi laut ada pada jumlah kecil dan terbatas ketika Steller mendeskripsikan mereka. Steller mengatakan bahwa mereka ditemukan pada grup, tetapi Stejneger memperkirakan terdapat lebih sedikit dari 1500 yang tersisa dan terancam punah karena diburu manusia.
Mereka dihabisi oleh pelaut, pemburu anjing laut, dan pedagang bulu yang mengikuti rute Bering ke Alaska, yang memburu mereka untuk makanan dan kulitnya yang digunakan untuk membuat kapal. Mereka juga diburu untuk lemaknya yang tidak hanya digunakan untuk makanan, tetapi juga sebagai lampu minyak karena tidak mengeluarkan asap atau bau dan dapat disimpan dalam waktu yang lama pada udara hangat. Pada tahun 1768, kurang dari 30 tahun singa laut ini ditemukan, singa laut Steller telah punah
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment