-->
Mengenal Utsman Bin Affan, Sahabat Nabi Yang Bersedekah Hingga Sekarang

Mengenal Utsman Bin Affan, Sahabat Nabi Yang Bersedekah Hingga Sekarang

Bagi umat Islam, pastinya sudah tak asing dengan nama yang satu ini yaitu Utsman Bin Affan. Apa yang terlintas di benak kalian sewaktu mendengar nama salah satu sahabat nabi tersebut? 

Apakah kedermawanannya ataukah perannya dalam menyebarluaskan agama Allah? Kali ini, mari kita membahas lebih jauh mengenai Utsman Bin Affan dan kisahnya yang sungguh luar biasa. 

Utsman Bin Affan merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang menjadi khulafaur rasyidin ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab. Beliau menjadi khalifah terlama dibandingkan masa khulafaur rasyidin lainnya, yaitu selama hampir 12 tahun, sejak 644-656 Masehi atau 23-35 Hijriah. 

Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisi akrab disapa Abu Abdullah atau yang lebih dikenal dengan Utsman Bin Affan merupakan seorang pedagang kaya raya dan dermawan yang berasal dari Bani Umayyah. Beliau juga mendapatkan julukan Dzun Nurrain yang artinya pemilik dua cahaya dikarenakan menikahi dua putri dari Rasulullah SAW yang pertama adalah Ruqayyah, kemudian ia meninggal, dan Usman bin Affan menikah lagi dengan putri Rasulullah yang bernama Ummu Kaltsum. 

Sejak Nabi Muhammad SAW menyiarkan ajaran Islam, Utsman Bin Affan termasuk dalam kelompok Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam dan beriman. Bahkan sepeninggalan Rasulullah SAW, beliau tetap gencar menyiarkan ajaran Islam. 

Rasulullah SAW juga menggambarkan sosok Utsman Bin Affan sebagai seorang yang jujur, rendah hati, dan dermawan. Sudah banyak riwayat yang mengisahkan tentang betapa dermawannya Utsman Bin Affan ini. Semua kekayaan yang dimilikinya selalu digunakan di jalan Allah dan untuk mendapatkan ridhoNya. 

Nah kali ini, kita akan membahas kedermawaan seorang khalifah sekaligus sahabat Rasulullah SAW, berikut kisahnya: 

Semuanya bermula ketika Madinah mengalami kekeringan yang membuat umat muslim kekurangan air untuk kebutuhan sehari-hari. Saat itu, hanya terdapat satu sumur yang airnya jernih dan berlimpah, namun pemiliknya seorang yahudi. 

Pemilik sumur ini mematok harga yang mahal untuk umat muslim yang menimba air disana. Melihat kejadian tersebut, tentunya Rasulullah SAW sangat berharap salah satu dari sahabatnya bisa memberikan sebagian hartanya untuk membeli sumur itu. 


Hingga akhirnya, Utsman Bin Affan berniat dan memutuskan untuk membeli sumur tersebut. Awalnya, pemilik tersebut tidak ingin menjual sumurnya dan menolak mentah-mentah kesepakatan yang ditawarkan Utsman Bin Affan. 

Namun dengan kecerdikannya, Utsman Bin Affan menawarkan kesepakatan lain dengan membagi kepemilikan sumur tersebut secara bergantian. Ketika sumur itu menjadi milik Utsman Bin Affan, umat muslim dapat menimba air secara cuma-cuma. 

Kesempatan ini digunakan umat muslim sebaik mungkin dengan menimba air sesuai kebutuhan mereka. Semenjak itu, pemilik sumur tak meraup keuntungan lagi karena tidak ada umat muslim lagi yang menimba air ketika sumur itu menjadi miliknya. 

Tak lama berselang, pemilik sumur memutuskan untuk menjual separuh bagian dari sumurnya. Sejak saat itu, sumur itupun diwakafkan untuk kepentingan umum dan dapat digunakan secara bebas. 

Semasa hidupnya, Utsman Bin Affan selalu berbuat kebaikan, salah satunya beliau memerdekakan budak pada setiap hari jumat. Tak sampai disitu, Utsman Bin Affan juga pernah menyumbangkan 950 ekor unta, 50 ekor kuda, dan uang 1.000 dinar emas untuk kebutuhan perang umat Islam dalam Perang Tabuk. 

Selain itu, Utsman juga pernah menyumbangkan 500 ton gandum saat Arab terancam kelaparan karena rusaknya panen gandum. Pada masa kepemimpinan Utsman Bin Affan disebut sebut sebagai masa yang paling sejahtera dan makmur. 

Hal ini ditandai dengan makin banyaknya umat Islam yang menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, Utsman Bin Affan memutuskan untuk memperluas wilayah Masjid Al-Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) dan membentuk armada laut Islam yang pertama ketika terjadi perang Dzatusawari (perang tiang kapal) yang dipimpin Muawiyah bin Abi Sufyan pada 31 Hijriah. 

Beliau juga mencetuskan pembentukan polisi untuk keamanan rakyat beserta tempat pengadilannya. Beliau pula yang memerintahkan untuk mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf sehingga dapat dibaca oleh umat muslim di seluruh dunia. 


Pada masa kepemimpinannya, Utsman Bin Affan berhasil menguasai Syria dan wilayah Afrika Utara. Selain itu, beliau juga menguasai beberapa wilayah lainnya, meliputi Arjna, Persia, Khurasan dan Nashabur (Iran). 

Utsman Bin Affan wafat ketika tengah membaca Alquran di bulan haji tahun 35 Hijiriah atau sekitar usia 82 tahun. Beliau di makamkan di Madinah. Ketika wafat, beliau meninggalkan warisan yang jika diakumulasikan, total kekayaannya  mencapai angka lebih dari Rp 2,5 triliun. 

Meskipun telah wafat selama beribu tahun silam, ternyata Utsman Bin Affan juga masih memiliki akta tanah dan rekening yang masih aktif dan dikelola oleh Kementerian Wakaf Pemerintah Arab Saudi. Rekeningnya ini dialokasikan untuk pembangunan hotel di dekat Madinah, diinfaqkan kepada yang membutuhkan, dan ditabung kembali. 

Hebatnya, jumlah kekayaannya ini selalu bertambah hingga saat ini. Masih banyak lagi riwayat-riwayat yang mengisahkan tentang kedermawanan Utsman Bin Affan. 

Namun, pada intinya semua kekayaan yang dimiliki beliau selalu digunakan untuk kepentingan umat Islam dan untuk meraih ridho Allah Swt. Dari kisah kedermawanannya, kita dapat mengambil pelajaran kita harus menggunakan harta di jalan yang baik dan jangan takut untuk berinfaq di jalan Allah karena Allah akan menggantikan berkali-kali lipat. 

Semoga setelah membaca artikel ini, kita dapat menjadikan Utsman Bin Affan sebagai suri tauladan yang baik. Semoga kita dapat mencontoh perilaku terpuji Utsman Bin Affan tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Sekian dari kami dan selamat bertemu di artikel berikutnya!!

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment